Sabtu, 03 November 2018

Pertempuran Kharkov ke 3, 1943 Bagaimana Manstein Merubah Krisis Menjadi Kemenangan



Sejak akhir tahun 1942 tentara Rusia mulai mengepung tentara ke 6 Jerman pimpinan marsekal Von Paulus di Stalingrad sampai kepungan itu rampung pada permulaan Februari 1943. Pada waktu itu ofensive Rusia tak terbatas pada sektor Stalingrad yang terletak di sungai Volga saja. Tapi Rusia juga menyerang sektor lain, karena disitu berada tentara Jerman, dari Leningrad sebelah Utara Rusia sampai Kaukasus di sebelah selatan.

Di Kaukasus berada Heeresgruppe (Army grup) A di bawah komando marsekal Ewarld von kleist. Di sekitar kota Rostov setelah sungai Don dan Donest menjadi satu untuk mengalir ke laut azov, anak laut dari laut hitam, berada Heeresgruppe Don (Don army group), di bawah komando Marsekal von Manstein.

Jumlah pasukan Jerman dalam Army Grup itu melebihi yang di hancurkan dan di Tawan di Stalingrad (sixth Army) Dan selagi mata dunia di tujukan pada nasib Tentara ke-6 di Stalingrad itu, kedua Army Group A dan Don itu pun di ancam dengan nasib yang sama: yaitu akan terkurung oleh tentara merah yang telah menyerang sektor itu.

Tujuan Rusia ialah menerobos sampai ke Rostov dan laut azov. Kalau ini terjadi, maka Army Grup A yang berada di Kaukasus akan terkepung karena di selatan ada  rintangan pegunungan Kaukasus yang tinggi, dan di sebelah timur laut ada stalingrad yamg sedang terkepung, sedang di utara pasukan marsekal kleist akan terputus dari Don Army Group yang waktu itu berkedudukan di Rostov. Jadi tujuan pertama tentara Rusia adalah mengepung Army Group A di Kaukasus.


Ancaman bagi manstein

Di samping itu Tentara Rusia pun mempunyai tujuan ke 2 dari Utara mereka hendak menerjang ke losovaya Sampai ke Zaporozhe. Dan kalau ini tercapai, maka Don Army Group di bawah komando Manstein pun akan terkurung. Karena bahaya yang mengancam tentara Jerman di wilayah muara sungai Donest ( dekat laut azov) menjadi berlipat ganda besar nya. Bukan hanya satu Army saja seperti di Stalingrad yang bakal terkurung tetapi dua Army Group yang terdiri dari beberapa korps bakal terkurung. Kalau maksut Rusia tercapai, maka di Donest dan laut azov ini akan terjadi seri malapetaka seperti di Stalingrad.

Dengan berat hati akhir nya Hitler mengizinkan juga Army grup A (kleist) untuk mengundurkan diri dari Kaukasus. Pengunduran yang di lakukan secara teratur oleh Kleist di lindungi oleh Manstein,yaitu terhadap serangan tentara Rusia dari sektor Manutchakaya.

Evakuasi ini rampung dalam bulan Januari 1943. Maksud Rusia untuk mengepung Army grup A yang berada di Kaukasus telah di gagalkan. Kini tinggal ancaman ke 2, pengepungan Don Army group kalau Rostov Sampai di rebut Rusia , dan posisi Rusia hanya 40 mil dari kota itu, sementara di sebelah Utara apa bila Rusia berhasil mendobrak Sampai ke Zoporozhe maka evakuasi tentara jerman dari Kaukasus tak akan ada artinya.

Genting

Keadaan dan kedudukan Manstein genting. Waktu itu sedang musim dingin, sedangkan kekuatan Rusia berlipat ganda dan jauh lebih besar, dengan perbandingan 7 : 1. Tapi yang di khawatirkan Manstein bukan lah Tentara Rusia itu, melainkan pimpinannya sendiri yaitu Hitler.


Von Manstein merasa bakal sanggup mengelakkan pukulan yang datang dari tentara russia, asal saja dia di beri kebebasan dalam bertindak, kebebasan mengambil keputusan menurut keyakinannya, berdasarkan keadaan Medan perang yang setiap saat bisa berubah. Hal itu membutuhkan sikap yang menyesuaikan diri segera dengan keadaan, ibarat air sungai yang terus mengikuti alur nya. Pendeknya Manstein membutuhkan kebebasan untuk bermanuver, dan hal ini berarti kalau perlu ia akan mengosongkan wilayah yang tadi nya di duduki.

Tapi justru inilah yang tidak akan di izinkan oleh Hitler, yang masih menganggap perang defensif (bertahan,) itu seperti apa yang terlihat di perang dunia ke 1 di Eropa barat, dengan pola pertahanan yang kaku, di mana setiap meter persegi tanah di pertahankan mati matian.

Hitler sebagai "Supreme Commander"

Pengalaman Hitler (yang terbatas) itulah yang kini menentukan nasib Jerman. Karena dia berstatus sebagai kepala negara dia juga memegang pucuk pimpinan tentara Jerman. Hitler meskipun tadi nya hanya berstatus sebagai kopral di perang dunia l dan tak pernah mengunjungi pendidikan akademi militer, kini bertindak sebagai pimpinan tertinggi militer. Gejala seorang amatiran memimpin mereka yang profesional adalah selalu menarik, dan selalu sering di bicarakan oleh para jenderal dan marsekal Hitler, misalnya Manstein sendiri dalam memoarnya.

Menurut Manstein, kalau kita membicarakan arti Hitler sebagai panglima tertinggi (supreme commander) kita tak boleh mencemoohnya "ah, tadinya ia hanya seorang kopral dari perang dunia l" menurut manstein, Hitler memang mempunyai bakat militer. Ini tak perlu mengherankan. Dalam sejarah memang ada kaum amatiran yang brilian, cemerlang. Juga di bidang militer. Kalau tidak, tak akan tercantum dalam sejarah militer nama beberapa pangeran dan ningrat lainnya sebagai komandan-komandan yang berhasil.

Ingatan Hitler tajam mengenai teknis dan persenjataan. Pengetahuan mengenai senjata terbaru musuh nya luar biasa. Apa yang kurang dari dia adalah pengalaman. Karena itu ia tidak dapat mempertimbangkan soal waktu dan perlengkapan yang di butuhkan untuk suatu operasi. Ia pun tidak bisa mengetahui apakah suatu operasi dimungkinkan atau tidak.

Kemauan keras

Energinya luar biasa besarnya, begitu juga kemauannya begitu keras. Soal terakhir ini sangat penting menilai kepribadiannya. Ia mementingkan secara berlebihan arti kemauan (the power of Will). Ia yakin, kemauannya yang keras seperti baja akan mampu mencapai maksudnya, kalau kehendaknya itu dapat di ubah menjadi kepercayaan diri para bawahannya, tanpa memperhatikan bahwa lawannya seperti Stalin pun bisa mempunyai kemauan yang keras.


Memang kemauan keras sangat penting bagi seorang panglima tertinggi. Sering suatu pertempuran dikalahkan atau suatu sukses tak berguna karena komandan tertingginya menjadi lemah hatinya pada saat yang menentukan, demikian Von Manstein. Akan tetapi kemauan yang keras dalam diri Hitler menutup matanya terhadap realitas, kenyataan di lapangan.

Ia tak mau melepaskan sejengkal pun wilayah yang telah direbut tentaranya. Dalam musim dingin 1941, di Medan perang Rusia. Seperti kejadian dalam pertempuran Moskow sikap kepala batunya ini memang dapat menahan ofensif (serangan) Rusia. Tetapi kini di tahun 1943 kekuatan Rusia makin berlipat, sedangkan kekuatan Jerman makin menciut, Hitler masih percaya bahwa perintah "jangan mundur selangkah pun, dalam keadaan apapun juga" tetap akan membawa manfaat.

Terikat atau Bebas

Akibat sikap kepala batu ini, maka Hitler sangat mempersempit kebebasan dalam bergerak jenderal nya. Menurut suatu lelucon tentara Jerman pada waktu itu "seorang komandan batalion pun tak berani memindahkan pengawal dari jendela suatu gedung yang di kawal nya kalau tidak mendapat izin Hitler pribadi".

Tentu ini sangat bertentangan dengan tradisi pendidikan para perwira Jerman. Menurut tradisi itu "setiap opsir, dalam keadaan bagaimanapun juga, harus memperlihatkan inisiatif sendiri sebanyak mungkin, tanpa takut akan akibat akibat nya." Demikian lah doktrin militer Jerman pada tahun 1911.

Pedoman ini berdasar pada tradisi lama. Gerhard von Blucher (1742-1819) yang mengalahkan Napoleon di waterloo, bukan saja memberikan kebebasan bergerak pada stafnya, tapi juga pada perwiranya yang lain. Frederik agung mengenai ini berkata: "Seorang jenderal yang telah diberi kepercayaan oleh rajanya untuk memimpin tentaranya harus bertindak atas inisiatif sendiri. Kepercayaan sang raja di berikan pada diri sang jenderal itu adalah kuasa yang cukup untuk memimpin suatu gerakan militer menurut keyakinan jenderal itu sendiri."

Marsekal Erich von Manstein yang di didik dalam tradisi militer Jerman ini dalam memoarnya nya menyatakan seperti berikut: Pekerjaan seorang panglima, baik panglima tertinggi atau komandan menengah adalah memberi tugas tertentu kepada bawahannya. Dalam tugas itu luas atau pun sempit, adalah kekuasan panglima. Akan tetapi kalau sudah di serahkan, di percayakan pelaksanaannya kepada bawahannya, maka panglima atau komandan tak boleh mencampuri cara bagaimana tugas ini di laksanakan. Ini terserah bagaimana inisiatif yang melaksanakannya. Ia harus di beri kebebasan bertindak (freedom of action).

Gerak gerik jenderal yang melaksanakan tugas tidak boleh dirintangi. Dalam mengambil inisiatif dan resiko terdapat semacam tanggung jawab yang tak boleh dilenyapkan oleh panglima tertinggi dengan setiap kali turun tangan. Jenderal itu harus bebas. Hanya dengan keadaan memaksa (imperatif), barulah komandan tertinggi boleh turun tangan, tapi inipun jarang sekali terjadi.

Kalau panglima tertinggi terlampau sering ikut campur dalam pelaksanaan suatu operasi militer, maka ini akan mengaburkan soal terpenting, yaitu tanggung jawab. Akhirnya tidak diketahui lagi siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan operasi itu, komandan tertinggi atau mereka yang mereka yang diserahi tugas yang melaksanakannya. Apalagi kalau campur tangan dari tugas itu justru mematikan semangat untuk mengambil inisiatif. Demikian Manstein.


Tak dipercaya tapi diperlukan

Tapi Hitler justru tidak percaya kepada jenderal tentara darat nya (Wehrmacht). Ia anggap mereka kurang tabah dan kurang keras hati. Tapi Hitler sendiri tentu tak sanggup memimpin peperangan di semua front. Terpaksa ia mengunakan mengunakan jasa jasa jenderal-jenderalnya yang tak di percayai nya itu. Maka kebebasan bergerak jenderal jenderal nya itu di kurangi, di ciutkan sekali misalnya dalam pemakaian divisi divisi tertentu, atau untuk mundur sedikit pun harus mendapat izin Hitler pribadi. Ia hanya duduk di belakang meja merasa dapat memimpin semua peperangan sepanjang ratusan mil jauh dan panjang nya. Ini lah perbedaan prinsipil antara jenderal jenderalnya, misalnya Manstein.

Kini balik lagi ke Medan perang. Manstein tahu bahwa Rusia akan segera menyerang Don Army group. Akan tetapi ia tak khawatir. Ia punya rencananya sendiri: ia memindahkan sebagian kekuatannya dari wilayah Rostov  ke dekat kota Taganrog. Kalau ini sudah terjadi, maka Manstein punya rencana selanjutnya.

Akan tetapi Hitler menolaknya mentah mentah mundur dari sungai mius, itu berarti mundur sampai garis front tahun 1942. Mengorbankan wilayah yang telah dipegang Jerman setahun lamanya? "Tidak bisa!" Kata Hitler.

Manstein Tuntut Pertemuan

Manstein kini menuntut supaya ia dapat berbicara sendiri dengan Hitler. Pada tanggal 6 Februari 1943 sebuah pesawat condor membawa Manstein ke markas besar Hitler di Prusia timur.

Pertemuan dan debat antara Manstein dan Hitler ini sangat menarik. Kalau di kira bahwa Hitler dalam pertemuan semacam itu hanya memberi pandangan nya dan tak bersedia mendengarkan argumen jenderal jenderal nya, apalagi menjawab argumen, maka itu keliru. Pertemuan itu bukanlah monolog Hitler saja. Pertemuan ini sungguh sungguh merupakan suatu pembicaraan antara dua orang yang mengerti soal militer, adu logika, argumen lawan argumen.

Hitler ternyata seorang "psikolog" yang pandai ia tahu bahwa sikap kepala batunya dalam malapetaka Stalingrad mendapat kecaman dari para jenderalnya, dan tentu juga Manstein. Maka soal ini diselesaikan segera ketika mereka baru saja bertemu muka. Hitler membuka pembicaraan dengan mengatakan, bahwa drama Stalingrad adalah tanggung jawab sepenuhnya dari dia (Hitler) sendiri.

Sikap jantan ini tentu meninggalkan kesan baik pada Manstein. Tapi dia tahu itu pun taktik Hitler untuk melemahkan lawan nya dalam suatu perdebatan. Karena itu Manstein tetap pada pendirian nya, bahwa sektor muara sungai donest-don tidak mungkin di pertahankan lebih lama terhadap tekanan dari tentara rusia. Manstein mengulangi kehendaknya untuk mengundurkan pasukan infanteri pimpinan jenderal Karl Hollidt dan korps panzer 48 sampai ke sungai mius. Dengan berbuat ini bisa tercegah suatu malapetaka besar, yaitu hancur sehancur hancurnya pasukan-pasukan tersebut.

Jalannya Debat

Hitler menjawab bahwa ia tak suka melepaskan secara sukarela wilayah yang telah di debutnya secara susah payah, kalau betul betul tak ada jalan lain. Sebab itu menghamburkan jerih payahnya Tentera yang telah merebut wilayah itu. Ini pun menurut Manstein suatu pendirian yang di hargai oleh setiap militer.

Hitler lebih jauh mengemukakan argumen bahwa dengan memperpendek front, berarti Rusia akan mendapat tenaga tambahan untuk dipergunakan pada waktu dan pada front lain yang menentukan.  Ini pun harus di akui oleh Manstein suatu pendapat yang logis.

Tapi Manstein menjawab logika itu pun berlaku bagi pasukan yang hendak di pindahkannya dari Donetz-Don ke mius. Ia pun bisa mempergunakan pasukan itu pada saat dan pada front lain yang menentukan. Soalnya, siapakah dari kedua pihak yang sedang bertarung ini, Jerman atau Rusia yang mempunyai kesempatan lebih baik untuk mempergunakan tenaga ekstra nya pada saat dan tempat yang strategis. Menurut manstein, ia mempunyai rencana cara bagaimana akan mempergunakan tenaga ekstra apa bila muara Donetz-Don di kosongkan. 

Hitler menjawab, bahwa pertahanan mati matian pada tempat yang sudah di duduki Jerman, akan menghabiskan tenaga lawannya. Rusia sekarang sudah menyerang selama dua setengah bulan, tapi belum ada front yang berhasil di tembusnya. Kerugiannya besar dan ini akhirnya menguras dan menghabiskan tenaganya. 

Menurut manstein, ini pun berisi kebenaran, karena kalau Rusia menyerang front yang di pertahankan oleh divisi divisi Jerman (bukan Italia,Hongaria,atau rumania yang kurang kuat bertahan) kerugian nya tidak kecil. Akan tetapi Hitler lupa bahwa tenaga cadangan Rusia luar biasa besarnya. Stalin telah memindahkan pabrik pabriknya ke belakang pegunungan Ural, sehingga tanpa gangguan mereka dapat  memproduksi tank dan senjata lain dalam jumlah besar besaran.

Sudut Ekonomi

Hitler mengemukakan, sektor muara Donest-don tak boleh dilepaskan, karena wilayah itu kaya dengan batu bara yang sangat di butuhkan oleh Jerman maupun rusia. Selama wilayah itu di tangan Jerman maka Rusia tak mu gkin menarik manfaat dari batubara itu.

Hitler beranggapan para jenderal nya tak mengerti soal ekonomi, hingga kalau sudah tiba pada suatu soal yang terkait dengan ekonomi, dia suka meninjau itu secara mendalam. berkat memorinya yang kuat, ia dapat membombardir jenderal nya dengan angka angka statistik. Ini pun di lakukan Hitler terhadap Manstein, yang mengaku kagum terhadap pengetahuan ekonomi Hitler. Sekalipun demikian Manstein sudah menyiapkan diri terhadap serangan angka angka statistik itu.

Ia sudah memperkuat dirinya dengan keterangan ahli batubara (Paul pleiger,president Reichsvereinigung koale) yang menyatakan bahwa batu bara Donetz yang terdapat di bumi sebelah timur dari mius yaitu wilayah yang di usulkan Manstein untuk dikosongkan ternyata memang tidak mempunyai arti vital, karena batubara di situ tidak begitu bagus mutunya. Keterangan ahli batubara ini ternyata mempengaruhi hitler. Ia tak berbicara lagi soal ekonomi dalam menanggapi usul Manstein.

Tapi jangan di Kira Hitler menyerah terhadap manstein. Hitler adalah orang yang luar biasa kukuh dalam perdebatan. Segala kemampuannya, selama berjam-jam lamanya, di kerahkan untuk mempertahankan pendiriannya. Demikian juga sekarang. Ia mengunakan kan segala kepandaiannya berbicara untuk mengubah keyakinan manstein. Tapi Manstein juga tak mau menyerah. Akhirnya yang menyerah justru Hitler yang memberi izin untuk memindahkan Don army Group dari muara Don-Donetz sampai ke sungai mius.

Pertemuan dan debat ini berlangsung 4 jam lamanya! Kukuh nya Hitler pada pendiriannya tetap terlihat ketika Manstein hendak meninggalkan ruangan, Hitler memanggil nya kembali. Hitler bilang, bahwa bukan maksutnya untuk mengubah keputusan yang telah di setujui (yaitu izin evakuasi) tapi kalau bisa cobalah pertimbangkan untuk menunggu sedikit lebih lama mengenai pelaksanaan evaluasi dari muara Donetz-Don itu. Akan tetapi Manstein tetap pada keputusan yang telah ia ambil.

Manstein Tetap Tenang

Secara teratur sektor timur Don army grup mengundurkan diri: Hollidt sampai ke sungai mius dan menggali lubang perlindungan. Sedangkan Korps panzer ke 48 meninggalkan Donetz dan mengambil tempat baru di sebelah Utara kota Stalino. 

Pihak Rusia melihat perkembangan ini dengan senang. Mereka menganggap nya sebagai suatu kemenangan. Apalagi tanggal 16 Februari jenderal Kempf mengosongkan kota kota Kharkov.

Maka terjadilah suatu lubang berbahaya di sektor dimana terletak kota kota Izyum, protoponovka, losovaya, dan Bervenovka. Ini segera di ketahui dan di manfaatkan oleh tentara  Russia yang menerjang ke sungai Dniper, ke arah kota Zaporozhe. Kota ini penting, sebab di sinilah letak markas besar Von manstein.



Akan tetapi Manstein tetap tenang tenteram. Ia Justru mengikuti gerakan Rusia dengan perasaan puas karena itu sesuai rencana yang di susun nya.

Tapi kembali dia di ganggu oleh Hitler, yang kini terbang justru ke markas besarnya sendiri suatu hal yang jarang di lakukan oleh hitler yang takut hatinya akan melunak kalau melihat keadaan sebenarnya di Medan perang. Ini terjadi pada 17 Februari. Hitler Menuntut Manstein supaya berbuat sesuatu, jangan menunggu saja. Hitler mau supaya Manstein merebut kembali Kharkov. Masih juga Hitler berfikir istilah ofensif, tanpa mengerti jalan pikiran Manstein yang sedang menjalankan suatu strategi Defensif yang elastis.

Manstein menerangkan, bahwa semakin jauh Divisi divisi Rusia itu bergerak maju, makin mudah ia (Manstein) memberi pukulan balasan. Ia sedang mengumpan Tentara Rusia itu ke dalam suatu kantung (pocket) yang berbahaya, karena Jenderal Kempf kedudukan nya kuat di Kharkov- krasnograd.

Di Front selatan pun kedudukan Jerman pun cukup kuat: Hollidt di sepanjang sungai mius, dan pasukan panzer bertahan di sebelah Utara kota stalino. Korps panzer ke 48 yang terdiri dari divisi panzer ke 6, 11, dan 17 berada di sayap kanan, sedangkan di sayap kiri dengan divisi panzer Leibstandarte dan Das Reich keduanya adalah divisi Panzer Elite.

Manstein Bergerak




Pada tanggal 22 Februari bergeraklah Manstein: dari Utara dan dari selatan. Perkembangan ini sama sekali tak terduga oleh tentara Rusia. Sektor Izyum-protonovka jatuh. Begitupun losovaya. Kedua bagian dari Don army group bertemu satu sama lain merapatkan kepungan dan mengadakan kontak satu sama lain.

"Keadaan mendadak berubah, krisis berubah menjadi kemenangan. Inilah strategi brilian dari manstein". 


Kini tentara Rusia mencoba menghindar dari pengepungan. Sebagian besar dari tentara nya memang berhasil berbuat begitu. Hanya 9000 yang tertawan. Sebab sebagian besar tentara Jerman terdiri dari pasukan panzer tak bisa membuat suatu kurungan yang tertutup di sekitar pasukan Russia yang dapat meloloskan diri lewat jalan jalan kecil. Rusia kehilangan 23000 tentaranya tewas. Jerman menghancurkan 615 tank, 354 meriam, 69 meriam anti udara dan sekolah besar senapan mesin dan mortir.

Manstein meneruskan serangannya. Pada tanggal 15 Maret ia merebut Kharkov kembali. Kehendak Hitler pun terlaksana, akan tetapi di samping otu Jerman juga mencapai kemenangan Gilang gemilang berkat sistem pertahanan yang mobile dan elastis. Tetapi ini adalah kemenangan terakhir Jerman di Medan perang Rusia.



Hitler tak tertarik menarik pelajaran dari pertempuran Donetz ini, sehingga serangan selanjutnya tentara Rusia yang selalu secara besar besaran (masa attack) tetap di hadapi dengan pertahanan kaku ala Hitler.

Serangan balasan Manstein ini suatu surprise bagi Rusia adalah menarik sekali melihat bagaimana  tentara Rusia beraksi terhadap serangan mendadak ini. Tempramen serdadu Rusia yang tak stabil ia tak bisa menahan suatu perubahan yang mendadak dari suatu kemenangan sampai keadaan dimana ia harus mengundurkan diri. Serdadu Rusia memang sangat bagus dalam bertahan tetapi ketika mendapat serangan dadakan yang tak terduga mereka menjadi panik yang di manfaatkan dengan sebaik baik nya oleh manstein.















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DETASEMEN TANK RAKSASA TIGER JERMAN

  DETASEMEN TANK RAKSASA TIGER JERMAN Jerman semasa Nazi berkuasa mempunyai perangkat perang komplit. Memang tak semuanya mencium aro...